Cerita Sex Nikmatnya Paksaan Bercinta



Cerita Sex Bokep Mesum - Perkenalkan namaku Joni kejadian ini terjadi kira kira 1 tahun yang lalu dimana tunangan temanku aku entot puas aku bisa menikmati tubuhnya, sebut saja Linda dia adalah tunangan dari teman aku Iwan, tepatnya hari sabtu malam dimana adeknya Iwan yang namanya Kevin sedang maen ketempatku untuk pinjam motor buat menjemput temannya di stasiun, tetapi adeknya Iwan itu saat maen kerumahku tunangannya Iwan diajak katanya di rumah sepi gak ada siapa siapa.

Mana aku boleh tolak tawaran itu, Linda menunggu di rumahku sedangkan adeknya Iwan meluncur ke stasiun kereta, sebelumnya aku belum kenal sama Linda, aku melihat wajahnya sungguh cantik dan menawan, jantungku berdebar debar saat aku berjabat tangan dengannya, bibir yang tipis dan menggoda itu membuat anuku tegang, payudaranya juga besar pokoknya Top markotop deh.

Akibatnya pikiran kotorku mulai keluar.
“Heh..! Kok malah bengong Jon..!” kata Kevin sambil menepuk pundakku.

“Eh.. oh.. kenapa Kev..?” kaget juga aku.

“Jon, aku pergi dulu ya..! Ooh ya Lin.., kalo si Joni macem-macem, teriak aja..!” ucap Kevin sambil langsung pergi.

Linda hanya tersenyum saja.

“Sialan lu Kev..!” gerutuku dalam hati.

Seperginya Kevin, aku jadi seperti orang bingung saja, serba salah dan aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Memang pada dasarnya aku ini sifatnya agak pemalu, tapi kupaksakan juga akhirnya.

“Mo minum apa Lin..?” kataku melepas rasa maluku.

“Apa aja deh Jon. Asal jangan ngasih racun.” katanya sambil tersenyum.

“Bisa juga bercanda nih cewek, aku kasih obat perangsang baru tau..!” kataku dalam hati sambil pergi untuk mengambil beberapa minuman kaleng di dalam kulkas. Akhirnya kami mengobrol tidak menentu, sampai dia menceritakan kalau dia lagi kesal sekali sama Iwan tunangannya itu, pasalnya dia itu sama sekali tidak tahu kalau Iwan pergi keluar kota. Sudah jauh-jauh datang ke Bandung, nyatanya orang yang dituju lagi pergi, padahal sebelumnya Iwan bilang bahwa dia tidak akan kemana-mana.

“Udah deh Lin.., mungkin rencananya itu diluar dugaan.., jadi Kamu harus ngerti dong..!” kataku sok bijaksana.

“Kalo sekali sih nggak apa Jon, tapi ini udah yang keberapa kalinya, Aku kadang suka curiga, jangan-jangan Dia punya cewek lain..!” ucap Linda dengan nada kesal.

“Heh.., jangan nuduh dulu Lin, siapa tau dugaan Kamu salah, ” kataku.

“Tau ah.., jadi bingung Aku Jon, udah deh, nggak usah ngomongin Dia lagi..!” potong Linda.

“Terus mau ngomong apa nih..?” kataku polos. Linda tersenyum mendengar ucapanku.

“Kamu udah punya pacar Jon..?” tanya Linda.

“Eh, belom.. nggak laku Lin.. mana ada yang mau sama Aku..?” jawabku sedikit berbohong.

“Ah bohong Kamu Jon..!” ucap Linda sambil mencubit lenganku. Seerr..! Tiba- tiba aliran darahku seperti melaju dengan cepat, otomatis adikku berdiri perlahan- lahan, aku jadi salah tingkah. Sepertinya si Linda melihat perubahan yang terjadi pada diriku, aku langsung pura-pura mau mengambil minum lagi, karena memang minumanku sudah habis, tetapi dia langsung menarik tanganku.

“Ada apa Lin..? Minumannya sudah habis juga..?” katak u pura-pura bodoh.

“Jon, Kamu mau nolongin Aku..?” ucap Linda seperti memelas.

“Iyaa.., ada apa Lin..?” jawabku.

“Aku.., Aku.. pengen bercinta Jon..?” pinta Linda. “Hah..!” kaget juga aku mendengarnya, bagai petir di siang hari, bayangkan saja, baru juga satu jam yang lalu kami berkenalan, tetapi dia sudah mengucapkan hal seperti itu kepadaku.

“Ka.., Kamu..?” ujarku terbata-bata. Belum juga kusempat meneruskan kata- kataku, telunjuknya langsung ditempelkan ke bibirku, kemudian dia membelai pipiku, kemudian dengan lembut dia juga mencium bibirku.

Aku hanya bisa diam saja mendapat perlakuan seperti itu. Walaupun ini mungkin bukan yang pertama kalinya bagiku, namun kalau yang seperti ini aku baru yang pertama kalinya merasakan dengan orang yang baru kukenal.

Begitu lembut dia mencium bibirku, kemudian dia berbisik kepadaku,

“Aku pengen bercinta sama Kamu, Jon..! Puasin Aku Jon..!” Lalu dia mulai mencium telinganku, kemudian leherku, “Aahh..!” aku mendesah.

Mendapat perlakuan seperti itu, gejolakku akhirnya bangkit juga. Begitu lembut sekali dia mencium sekitar leherku, kemudian dia kembali mencium bibirku, dijulurkan lidahnya menjalari rongga mulutku.

Akhirnya ciumannya kubalas juga, gelombang nafasnya mulai tidak beraturan. Cukup lama juga kami berciuman, kemudian kulepaskan ciumannya, kemudian kujilat telinganya, dan menelusuri lehernya yang putih bak pualam. Ia mendesah kenikmatan

“Aahh Jon..!” Mendengar desahannya, aku semakin bernafsu, tanganku mulai menjalar ke belakang, ke dalam t- shirt-nya. Kemudian kuarahkan menuju ke pengait BH-nya, dengan sekali sentakan, pengait itu terlepas.

Kemudian aku mencium bibirnya lagi, kali ini ciumannya sudah mulai agak beringas, mungkin karena nafsu yang sudah mencapai ubun- ubun, lidahku disedotnya sampai terasa sakit, tetapi sakitnya sakit nikmat.

“Jon.., buka dong bajunya..!” katanya manja.

“Bukain dong Lin.., ” kataku. Sambil menciumiku,

Linda membuka satu persatu kancing kemeja, kemudian kaos dalamku, kemudian dia lemparkan ke samping tempat tidur. Dia langsung mencium leherku, terus ke arah puting susuku. Aku hanya bisa mendesah karena nikmatnya,

“Akhh.., Lin.” Kemudian Linda mulai membuka sabukku dan celanaku dibukanya juga. Akhirnya tinggal celana dalam saja. Dia tersenyum ketika melihat kepala kemaluanku off set alias menyembul ke atas.

Linda melihat wajahku sebentar, kemudian dia cium kepala kemaluanku yang menyembul keluar itu. Dengan perlahan dia turunkan celana dalamku, kemudian dia lemparkan seenaknya. Dengan penuh nafsu dia mulai menjilati cairang bening yang keluar dari kemaluanku, rasanya nikmat sekali.

Setelah puas menjilati, kemudian dia mulai memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya. “Okhh.. nikmat sekali, ” kataku dalam hati, sepertinya kemaluanku terasa disedot-sedot.

Linda sangat menikmatinya, sekali- sekali dia gigit kemaluanku. “Auwww.., sakit dong Lin..!” kataku sambil agak meringis. Linda seperti tidak mendengar ucapanku, dia masih tetap saja memaju- mundurkan kepalanya.

Mendapat perlakuannya, akhirnya aku tidak kuat juga, aku sudah tidak kuat lagi menahannya, “Lin, Aku mau keluar.. akhh..!” Linda cuek saja, dia malah menyedot batang kemaluanku lebih keras lagi, hingga akhirnya,

“Croott.. croott..!” Aku menyemburkan lahar panasku ke dalam mulut Linda. Dia menelan semua cairan spermaku, terasa agak ngilu juga tetapi nikmat. Setelah cairannya benar-benar bersih, Linda kemudian berdiri, kemudian dia membuka semua pakaiannya, sampai akhirnya dia telanjang bulat.

Kemudian dia menghampiriku, menciumi bibirku. “Puasin Aku Jon..!” katanya sambil memeluk tubuhku, kemudian dia menuju tempat tidur. Sampai disana dia tidur telentang.

Aku lalu mendekatinya, tubuhnya yang elok, kuciumi bibirnya, kemudian kujilati belakang telinga kirinya. Dia mendesah keenakan, “Aahh..!” Mendengar desahannya, aku tambah bernafsu, kemudian lidahku mulai menjalar ke payudaranya.

Kujilati putingnya yang sebelah kiri, sedangkan tangan kananku meremas payudaranya yang sebelah kiri, sambil kadang kupelintir putingnya. “Okkhh..! Joni sayang, terus Jon..! Okhh..!” desahnya mulai tidak menentu.

Puas dengan bukit kembarnya, badanku kugeser, kemudian kujilati pusarnya, jilatanku makin turun ke bawah. Kujilati sekitar pangkal pahanya, Linda mulai melenguh hebat, tangan kananku mulai mengelus bukit kemaluannya, lalu kumasukkan, mencari sesuatu yang mungkin kata orang itu adalah klitoris.

Linda semakin melenguh hebat, dia menggelinjang bak ikan yang kehabisan air. Kemudian aku mulai menjilati bibir kemaluannya, kukuakkan sedikit bibir kemaluannya, terlihat jelas sekali apa yang namanya klitoris, dengan agak sedikit menahan nafas, kusedot klitorisnya.

“Aakkhh.. Jon.., ” Linda menjerit agak keras, rupanya dia sudah orgasme, karena aku merasakan cairan yang menyemprot hidungku, kaget juga aku. Mungkin ini pengalaman pertamaku menjilati kemaluan wanita, karena sebelumnya aku tidak pernah.

Aku masih saja menjilati dan menyedot klitorisnya. “Jon..! Masukin Jon..! Masukin..!” pinta dia dengan wajah memerah menahan nafsu. Aku yang dari tadi memang sudah menahan nafsu, lalu bangkit dan mengarahkan senjataku ke mulut kemaluannya, kugesek-gesekkan dulu di sekitar bibir kemaluannya.

“Udah dong Jon..! Cepet masukin..!” katanya manja. “Hmm.., rupanya ni cewek nggak sabaran banget.” kataku dalam hati. Kemudian kutarik tubuhnya ke bawah, sehingga kakinya menjuntai ke lantai, terlihat kemaluannya yang menyembul.

Pahanya kulebarkan sedikit, kemudian kuarahkan kemaluanku ke arah liang senggama yang merah merekah.

Perlahan tapi pasti kudorong tubuhku. “Bless..!” akhirnya kemaluanku terbenam di dalam liang kemaluan Indri. “Aaakkhh Jon..!” desah Linda. Kaget juga dia karena sentakan kemaluanku yang langsung menerobos kemaluan Linda.

Aku mulai mengerakkan tubuhku, makin lama makin cepat, kadang- kadang sambil meremas- remas kedua bukit kembarnya. Kemudian kubungkukkan badanku, lalu kuhisap puting susunya.

“Aakkhh.., teruss.., Sayangg..! Teruss..!” erang Linda sambil tangannya memegang kedua pipiku. Aku masih saja menggejot tubuhku, tiba- tiba tubuh Linda mengejang,

Cerita Bokep Nikmatnya Paksaan Bercinta

“Aaakkhh…!” Ternyata Linda sudah mencapai puncaknya duluan. “Aku udah keluar duluan Sayang..!” kata Linda. “Aku masih lama Lin.., ” kataku sambil masih menggenjot tubuhku. Kemudian kuangkat tubuh Linda ke tengah tempat tidur, secara spontan, kaki Linda melingkar di pinggangku.

Aku menggenjot tubuhku, diikuti goyangan pantat Linda. “Aakkhh Lin.., punya Kamu enak sekali.” kataku memuji, Linda hanya tersenyum saja. Aku juga heran, kenapa aku bisa lama juga keluarnya.

Tubuh kami berdua sudah basah oleh keringat, kami masih mengayuh bersama menuju puncak kenikmatan. Akhirnya aku tidak kuat juga menahan kenikmatan ini.

“Aahh Lin.., Aku hampir keluar.., ” kataku agak terbata-bata.

“Aku juga Jon..! Kita keluarin sama- sama ya Sayang..!” kata Linda sambil menggoyang pantatnya yang bahenol itu.

Goyangan pantat Linda semakin liar. Aku pun tidak kalah sama halnya dengan Linda, frekuensi genjotanku makin kupercepat, sampai pada akhirnya,

“Aaakkhh…!” jerit Linda sambil menancapkan kukunya ke pundakku.

“Aakhh, Linda.., Aku sayang Kamuu..!” erangku sambil mendekap tubuh Linda. Kami terdiam beberap saat, dengan nafas yang tersenggal-senggal seperti pelari marathon.